4 Juni 2009

Prita

Kasus Prita memenuhi seluruh media elektronik dalam minggu-minggu ini, begitu juga dengan e-mail. Seakan menunjukan kepada dunia bahwa pelayanan kesehatan tidak mau di kritik, bahwa yang berhak mendapatkan keadilan adalah orang-orang yang berduit, dan seakan konsumen tidak wajib mendapatkan hak-nya. Kenapa ini terjadi, disaat kampanye persiden. Tentu saja kasus tersebut menjadikan komoditas politik, rasa simpati, perhatian di tujukan oleh calon Persiden, yang mungkin kalau bukan masa kampanye kasus tersebut hilang dari perhatian para petinggi Negeri ini.
Tapi dibalik kejadian ini, tentu hikma yang sangat besar, semua orang akan melihat bagaimana bentuk pelayanan kesehatan, semua orang akan melihat bentuk keadilan di negeri ini. Mudah-mudahan tidak mengurangi kampanye besar petinggi negeri untuk menegakan keadilan, mudah-mudahan juga tidak mengurangi Depkes mengkampanyekan pelayanan kesehatan, dan mudah-mudahan pelayanan Kesehatan menjadikan perhatian bagi calon Pemimpin dan tidak hanya sekedar dijadikan komoditas Politik saja.
Siapa yang nantinya jadi pemenang dalam kasus ini ? Jawabannya tidaklah begitu penting bagi Masyarakat. Yang amat penting disini, adakah keadilan di Negeri Kita ini. Adakah perlindungan bagi konsumen, dan tidak sekedar selogan saja "Patien sefty". Dan lebih penting lagi dalam upaya kesehatan Masyarakat tidak takut dengan pelayanan Rumah sakit, tidak takut ke tenaga kesehatan dan lebih memilih kepada pelayanan alternatif seperti hebohnya kasus Ponari.
Dan tidak penting juga siapa yang menjadi Persiden. Yang penting adalah bagaimana mewujudkan keadilan di negeri ini, bagaimana mewujudkan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan Masyarakat.
Yang jelas pasti kalah adalah Masyarakat rendah

Tidak ada komentar: