20 Februari 2010

Bahaya Rokok Tangan Ketiga

Kompas 19/02/2010

Setiap tahun sepertiga orang dewasa dan 40% anak-anak diseluruh dunia terpapar racun mematikan yg terkandung dalam asap rokok dan residunya menempel pada pakaian, dinding, dan permukaan benda.
Kebijakan menempatkan para perokok disebuah ruangan terpisah dari orang lain ternyata belum cukup menghalau bahaya asap rokok. Sebuah riset yang dialkukan ilmuan di Lawrence Berkeley National Laboratory. California Amerika Serikat, menunjukan bahwa residu asap tembakau yang melekat pada pakaian, rambut, kulit, dinding, serta permukaan barang lainnya dapat berekasi dengan zat kimia yang bisas terdapat pada uadara ruangan. Reaksi itu menghasilkan karsinogen atau zat pemicu kanker.
"Temuan baru ini mengungkapkan bahwa polutan yang umum ditemukan dalam ruangan tertututp dapat berekasi dengan nikotin dan membentuk karsinogen di dlm rumah kita." Kata Lara Gundel. Salah satu peneliti studi, yang di Publikasikan dalam Jurnal Procedings of the National Academiy of Sciences, Pekan lalau.
Anak-anak adalah korban paling rentan terhadap paparan rokok tangan ke tiga itu. Demikian dikatakan Hugo Destaillast, spesialis polusi indoor di Lawrence Barkeley Laboratory. Dalam studi itu, mereka menemukan sejumlah zat kimia dalam truk seorang perokok yang menghisap sedikitnya setengah bungkus sehari, termasuk zat karsinogen yang disebut NNK. Zat karsinogen itu dihasilkan ketika nokotin dari asap tembakau berekasi dengan asam nitrit di udara.
Untuk menguji teori itu. Gundel dan Destaillats membubuhkan nikotin atau asap tembakau keselembar ketas dan mengeksposnya dengan asam nitrit. Baik nikotin maupun asap menghasilkan zat kimia yang sama dengan yang ditemukan dalam kabin kendaraan perokok tersebut. "Nikotin dpt bertahan dlam permukaan ruang tertutup selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan beberapa bulan." Kata Dastaillast. Anak-anak yang kerap bermain dilantai dapat menyerap senyawa beracun itu melalui kulitnya.
Potensi gangguan kesehatan yang disebabkan "rokok tangan ketiga" itu mulai menarik perhatian para ilmuan sejak beberapa tahun yang lalu. Istilah "rokok tangan ketiga" merujuk pada lapisan tipis substansi beracun dari asap tembakau yang menempel di permukaan benda diseluruh ruangan lama setelah rokok dimatikan.
Para ilmuan yang menemukan asam nitrit (HNO2), polutan udara dalam ruangan terbentuk oleh peralatan rumah tangga yang menggunakan gas, mesin kendaraan, dan asap tembakau, berekasi dengan nikotinyang melekat dipermukaan. "Kami ingin membuat orang menyadari potensi bahaya rorkok tangan ketiga yang belum diketahui sebelumnya," kata Gandel, yang bekerja diLaboratorium Departemen Lingkungan dalam ruang tertutup.
Istilah rokok tangan ketiga atau thirdhand smoke itu pertama kali muncul dalam sebuah studi di jurnal Pediatrics pada tahun 2009. Studi ini menemukan bhawa 65% nonperokok menganggap bahwa resitu tembakau yang ditemukan pada furnitur, tirai, karpet, dan debu, danbahkan pada kulit serta pakaian, dapat membahayakan anak dan bayi. Hanya 43% dari perokok yang menganggap residu dari asap yang mereka hasilkan dapat menyebabkan resiko kesehatan.
Studi tersebut difokuskan pada riset sebelumnya yang menganalisa potensi bahaya pada anak dan balita yang mengisap atau menghirup salah satu dari 250 subsatansi beracun yang ditemukan dalam asap tembakau, semisal timbal. Para ilmuan juga menemukan bahwa banyak anak-anak yang terditeksi memiliki kadar cotinine-sejenis zat kimia yang terbentuk olah paparan nikotin dalam darahnya.
Bahaya rokok tangan ketiga tak sampai disitu. Para ilmuan laboratorium Berekeley juga menemukan bahwa, ketika asam nitrat di udara indoor bereaksi dengan nikotin, terciptalah nitrosamin spesifik tembakau (TSNAs). Tembakau yang belum terbakar dan asap tembakau juga mengandung TSNAs. Pada 1989. zat itu didaftarkan sebagai salah satu karsinogen yang ditemukan dalam tembakau.
Lewat eksperimen terbaru yang dilakukan Gundel dan Timnya, mereka menemukan beberapa banyak TSNAs yang dihasilkan ketika nikotin bereaksi dengan asam sitrat. Setelah membubuhi permukaan berbagai benda dengan asap tembakau, para ilmuan laboratorium Berekeley menemukan bahwa kadar TSNAs meningkat 10 kalilipat setelah pemaparan asam sitrat.
Potensi terpaparnya RSNAs itu tidak bisa dihindari dengan meminta orang merokok diluar ruangan, karena nikotin dari asap rokok melekat pada pakaian, kulit, sehingga ikut masuk kembali keruangan. Membuka jendela lebar-lebar atau menggunakan exhaust fan juga tidak banyak membantu, mengingat nikotin adalah molekul lengket yang mudah melekat ke segala permukaan.
Sebagai langkah pencegahan, Gundel memberi saran agar mengganti perabotan dan tiai yang terpapar nikotin. Dia juga mendukung disediakannya ruang-ruang publik yang 100% bebas rokok, termasuk kendaraan umum. Dia menambahkan, merokok di dalam kendaraan juga meninggalkan nikotin yang melekat diseluruh permukaan.
Para ilmuan Berekeley berencana melanjutkan studi mereka tentang rokok tangan ketiga yang disponsori oleh Program Riset Penyakit terkait Rokok University of California itu. Mereka akan meneliti berapa lama TSNAs dapat melekat dipermukaan berbagai benda, serta mencari biomarker yang dapat diandalkan untuk mempelajari penyerapan TSNAs dalam tubuh

Tidak ada komentar: